Tuesday, 27 October 2020

Kelas X. Sem 1. BAB 2. Pengaruh Rotasi dan Revolusi Bumi

 Pengaruh Rotasi dan Revolusi Bumi



Pengaruh akibat Rotasi Bumi

1. Pergantian Siang dan malam

2. Perbedaan waktu

3. Perbedaan percepatan gravitasi bumi

4. pembelokan arah angin

5. pembelokan arus laut

6. peredaran semu harian benda-benda langit


Pengaruh akibat Revolusi Bumi

1. Pergantian musim

2. perbedaan lamanya siang dan malam

3. Gerak semu matahari

4. Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan

5. Kalender masehi


A. Pengertian Rotasi Bumi

Rotasi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi sumbunya atau porosnya dari arah barat ke timur. Lamanya rotasi bumi disebut kala rotasi yaitu selama 23 jam 56 menit 4 detik (disebut satu hari).



 Rotasi bumi menimbulkan beberapa peristiwa yaitu :

1. Pergantian siang dan malam

Permukaan bumi yang sedang menghadap matahari mengalami siang. Sebaliknya permukaan bumi yang membelakangi matahari mengalami malam. Akibat rotasi bumi, permukaan bumi yang menghadap dan membelakangi matahari berganti secara bergantian. Ini adalah peristiwa siang dan malam. Karena periode peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam rata-rata 12 jam.



2. Perbedaan waktu berbagai tempat dimuka bumi

Seluruh permukaan bumi dibagi-bagi menurut garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang sejajar dengan garis tengah khatulistiwa,sedang garis bujur adalah garis yang sejajar dengan garis tengah kutub. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Itulah sebabnya matahari selalu terbit di timur terbenam di barat.

Waktu GMT (Greenwich Mean Time ) sebagai waktu pangkal yang berada pada garis bujur nol derajat yang melalui kota Greenwich di London. Sebagai contoh Indonesia memiliki tiga bujur standar yaitu 1050, 1200, 1350 Bujur Timur, dengan demikian waktu lokalnya berturut-turut adalah waktu Greenwich ditambah 7 jam, 8 jam, dan 9 jam. Jika letak bujur standar itu disebelah barat bujur nol, maka waktunya dikurangi, dan jika letak bujur standar itu di sebelah timur bujur nol, maka waktunya bertambah.

3. Gerak semu harian bintang

Bintang-bintang (termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya tidak bergerak. Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang tersebut tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak dapat kita saksikan, yang dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan benda-benda langit melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu kita selalu menyaksikan matahari terbit disebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat di amati setiap hari, maka disebut gerak semu harian.


4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi

Rotasi bumi juga menyebabkan penggembungan di khatulistiwa dan pemapatan di kedua kutub bumi. Selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair kemudian menjadi padat, Bumi berotasi terus pada porosnya. Ini menyebabkan menggebungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi sehingga seperti keadaannya sekarang. Karena percepatan gravitasi benbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-tempat di kutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa.


5. Ubah arah angin.

Perubahan arah angin juga merupakan dampak dari rotasi Bumi. Angin bergerak menuju area dengan tekanan minimal. Ini menyebabkan perubahan arah angin sebagai efek dari gaya Coriolis di angin.

Di belahan bumi utara angin akan berbelok ke kanan. Sebaliknya, di belahan bumi selatan angin akan berbelok ke kiri.

Efek dari gaya Coriolis ini juga berdampak pada beberapa hal lain di bumi seperti perubahan arah aliran laut.



6. Perubahan arah aliran laut

Efek Coriolis yang dijelaskan sebelumnya memberikan dampak pada pergerakan aliran arus laut.

Di belahan bumi selatan, arah arus laut berputar searah jarum jam. Sebaliknya, di belahan bumi utara, arah arus laut berputar berlawanan arah jarum jam.


Baca juga: Materi Kelas X Proses Pembentukan Bumi

B. Pengertian Revolusi Bumi

Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi.

Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Bumi berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan arah yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi.

Pengaruh Revolusi Bumi



1. Perbedaan Lama Siang dan Malam

Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.


Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September

– Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi matahari.

– Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan.

– Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi selatan.

– Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah disekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.

– Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.

– Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke utara.


Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret

– Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih menjauhi matahari.

– Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi utara.

– Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara.

– Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam.

– Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.

– Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22 Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke selatan.


Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember

– Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari.

– Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama banyaknya.

– Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.

– Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.



2. Gerak Semu Tahunan Matahari

Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember – 21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni – 21 Desember ) disebut gerak semu harian matahari. Disebut demikian karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.

3. Perubahan Musim

Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah musim semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel musim pad waktu dan daerah tertentu di belahan bumi


Musim-musim dibelah bumi utara

Musim semi : 21 Maret – 21 Juni

Musim panas : 21 Juni – 23 September

Musim gugur : 23 September – 22 Desember

Musim Dingin : 22 Desember – 21 Maret


Musim-musim dibelah bumi selatan

Musim semi : 23 September – 22 Desember

Musim panas : 22 Desember – 21 Maret

Musim gugur : 21 Maret – 22 Juni

Musim Dingin : 21 Juni – 23 September


4. Perubahan Kenampakan Rasi Bintang

Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan. Karena letak bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain

Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah.


5. Kalender Masehi

Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih panjang sehari ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984,2000, dan lain-lain


Baca juga: Materi Kelas X. Teori Pembentukan Tata Surya

UHB Geografi Kelas XI. Sem 1. BAB I. Letak Geografis Indonesia

br />
Waktu Pengerjaan: 90:00 menit!

Monday, 26 October 2020

kelas XI. Sem 1. Bab 2. E. Pemanfaatan flora dan fauna Indonesia sebagai sumber daya alam.

 

Pemanfaatan flora dan fauna Indonesia 



Beberapa manfaat dari flora dan fauna sebagai sumber daya alam nabati dan hewani, beriku cara pemanfaatan flora dan fauna sebagai sumber daya alam.

1. Sumber pangan

Flora dan fauna merupakan sumber pangan utama bagi manusia. Sebut saja untuk golongan flora seperti beras, gandum, singkong, buah-buahan, dan sebagainya. Serta fauna di mana termasuk hewan ternak dan produk turunannya merupakan kebutuhan utama manusia untuk sumber pangan sehari-hari. Sumber pangan ini tidak akan pernah habis jika manusia terus mengembangbiakannya.

Di negara kita sendiri, Indonesia, kurang lebih ada sekitar 400 jenis tanaman penghasil buah, 370 tanaman penghasil sayuran, dan ratusan jenis hewan dan ikan yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Keanekaragaman hayati di Indonesia ini tersebar dari ujung barat hingga timur Indonesia.


2. Peternakan

Tempat untuk membudidayakan hewan ternak ini tidak hanya bermanfaat untuk sumber pangan. Namun, juga sebagai aktivitas ekonomi manusia. Hewan ternak dapat dijual kemudian hasinya dapat digunakan untuk kebutuhan yang lainnya.

3. Perikanan

Tak jauh berbeda dengan peternakan. Jika peternakan sebagai tempat untuk hewan-hewan ternak yang umumnya hidup di darat, perikanan lebih fokus menjadi tempat pengembangbiakan ikan dan segala biota yang ada di air seperti air tawar, payau, maupun asin.

4. Sumber pendapatan/devisa

Berbagai jenis kayu yang ada di hutan Indonesia dapat dijadikan sebagai bahan baku industri kerajinan dan perabotan rumah tangga. Beberapa jenis hewan dan bagian dari tumbuhan pun bisa dimanfaatkan oleh industri kosmetik. Semua ini dapat diperjualbelikan di luar negeri dan mendatangkan devisa bagi negara.

5. Hiasan

Manusia selain mempunyai kebutuhan pokok, juga mempunyai kebutuhan sekunder dan tersier. Salah satu alasan manusia membutuhkan kebutuhan tersiernya untuk memenuhi kesenangan hati karena keindahan yang dilihatnya. Nah, flora dan fauna juga bisa dimanfaatkan manusia untuk kepuasan dan kesenangan ini. Salah satunya dengan menjadikannya sebagai hiasan.

Tak hanya tumbuhan dan hewan yang masih hidup yang digunakan sebagai hiasan. Tak sedekit orang menjadikan bagian-bagian dari tubuh hewan sebagai hiasan. Misalnya seperti gading gajah, kulit harimau atau buaya, kepala rusa, dan sebagainya.

6. Tradisi atau Budaya

Budaya berasal dari kata budi dan daya, merupakan warisan dari leluhur yang bernilai historis tinggi dan perlu untuk dilestarikan. Di Indonesia, tak jarang flora dan fauna digunakan sebagai salah satu bentuk budaya suatu daerah. Misalnya seperti karapan sapi di Madura. Daerah ini menjadikan sapi untuk perlombaan balap sapi dan mendatangkan nilai ekonomi bagi daerahnya.

7. Sumber energi

Sumber energi untuk manusia melakukan aktivitasnya sehari-hari tidak hanya dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti barang tambang, misalnya minyak bumi sebagai bahan bakar kendaraan saja. Matahari, angin, air, atau yang lainnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Selain itu, manusia juga memanfaatkan sumber daya alam dari flora dan fauna untuk energi seperti tenaga kerbau digunakan untuk membajak sawah, kotoran kuda dan ternak lainnya digunakan untuk bahak bakar alternatif, dan sebagainya.




Menjaga kelestarian flora dan fauna

Memang, flora dan fauna sebagai sumber daya alam hayati dan hewani merupakan jenis sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Namun, jika manusia terus-menerus melakukan eksploitasi tanpa memikirkan untuk melestarikannya, maka dampak kerusakan flora dan fauna pun bisa saja terjadi.

untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna agar manusia tetap dapat mempertahankan hidupnya, perlu dilakukan upaya-upaya pelestarian ekosistem seperti:

a. Cagar alam dan suaka margasatwa penting untuk dibangun. Tempat ini dikhususkan untuk melindungi flora dan fauna agar perkembangiakannya tidak terganggu. Engan adanya tempat khusus seperti suaka margasatwa dan cagar alam ini daoat berfungsi untuk melindungi hewan dari kepunahan, menjaga kesuburan tanah, menyimpan cadangan air tanah, dan sebagainya.

b. Pentingnya membangun pusat rehabilitasi sebagai tempat penangkaran hewan-hewan tertentu untuk melindungi hewan dari perburuan liar dan menjauhkannya dari ancaman kepunahan.

c. Pemerintah, industri, dan masyarakat harus memiliki pengetahuan tentang pembangunan yang ramah lingkungan. Pembangunan suatu wilayah harus memperhatikan keseimbangan lingkungan sehingga manusia tidak merusak hubungan dengan lingkungan.

d. Pemerintah perlu tegas untuk menetapkan hewan-hewan yang hampir punah untuk dilindungi dan larangan untuk membunuh atau memburu hewan-hewan tersebut.

e. Turut andil dalam menjaga pelestarian hutan, misalnya mencegah penebangan liar serta pembalakan hutan; reboisasi (pohon yang ditebang perlu untuk diganti dengan pohon lain); serta melakukan sistem tebang pilih yaitu hanya menebang pohon yang sudah berusia tua.

f. Turut serta dalam usaha pelestarian hewan, misalnya tidak berburu hewan dengan sembarangan; mengawasi jual beli hewan dari dan ke luar negeri; mengembalikan hewan ke habitat aslinya.

g. Ikut melestarikan biota laut, misalnya mencegah penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan; hanya mengambil ikan-ikan besar dan bukan anak ikan dari laut; mencegah perusakan terumbu karang dan biota laut lainnya.



baca juga: Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Wednesday, 21 October 2020

Pemetaan Materi Pembelajaran Geografi Kelas XII

Materi Pembelajaran Geografi Kelas XII


SEMESTER I

A. KONSEP WILAYAH  DAN TATA RUANG

  1. Konsep wilayah dan tata ruang.
  2. Pembangunan dan pertumbuhan wilayah.
  3. Perencanaan tata ruang nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
  4. Permasalahan dalam penerapan tata ruang wilayah.

B. INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA

  1. Struktur keruangan serta perkembangan desa dan kota.
  2. Pola dan faktor-faktor interaksi desa dan kota. 
  3. Usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota.
  4. Dampak perkembangan kota terhadap masyarakat desa dan kota.


SEMESTER II

C. PEMANFAATAN PETA, PENGINDRAAN JAUH, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

  1. Interpretasi peta dan pengolahan citra pengindraan jauh terkait jaringan transportasi dan tata guna lahan.
  2. Analisis keruangan pada Sistem Informasi Geografis (SIG) terkait potensi wilayah dan kesehatan lingkungan.


D. KERJA SAMA NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG

  1. Karakteristik dan persebaran negara maju dan berkembang di dunia.
  2. Regionalisasi kawasan dunia berdasarkan pusat pertumbuhan ekonomi 
  3. Bentuk-bentuk kerja sama negara maju dan berkembang di dunia.
  4. Dampak pasar bebas terhadap Indonesia.
  5. Strategi pembangunan Indonesia untuk menjadi negara maju..


Tuesday, 20 October 2020

Pemetaan Materi Pembelajaran Geografi Kelas XI

Materi Pembelajaran Geografi Kelas XI 


SEMESTER I

A. POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

  1. Letak, luas, dan batas wilayah Indonesia.
  2. Karakteristik wilayah daratan dan perairan Indonesia.
  3. Perkembangan jalur transportasi dan perdagangan internasional di Indonesia.
  4. Potensi dan pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia. 

B. FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA

  1. Karakteristik bioma di dunia. 
  2. Faktor-faktor yang memengaruhi sebaran flora dan fauna.
  3. Persebaran jenis-jenis flora dan fauna di Indonesia dan dunia.
  4. Konservasi flora dan fauna di Indonesia dan dunia.
  5. Pemanfaatan flora dan fauna Indonesia sebagai sumber daya alam.

C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

  1. Klasifikasi sumber daya.
  2. Potensi dan persebaran sumber daya alam kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata di Indonesia.
  3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam pembangunan.
  4. Pemanfaatan sumberdaya alam dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan

D. KETAHANAN PANGAN, INDUSTRI DAN ENERGI

  1. Pengertian ketahanan pangan, bahan industri, serta energi baru dan terbarukan.
  2. Potensi dan persebaran sumber daya pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan untuk ketahanan pangan nasional. 
  3. Potensi dan persebaran sumber daya untuk penyediaan bahan industri. 
  4. Potensi dan persebaran sumber daya untuk penyediaan energi baru dan terbarukan. 
  5. Pengelolaan sumber daya dalam penyediaan bahan pangan, bahan industri, serta energi baru dan terbarukan di Indonesia.

Baca juga: Materi Lengkap Kelas XI

SEMESTER II

E. DINAMIKA KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

  1. Faktor dinamika dan proyeksi kependudukan
  2. Mobilitas penduduk dan tenaga kerja.
  3. Kualitas penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia.
  4. Bonus demografi dan dampaknya terhadap pembangunan.
  5. Permasalahan yang diakibatkan dinamika kependudukan.
  6. Sumberdata kependudukan.
  7. Pengolahan dan analisis data kependudukan.

F. KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

  1. Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya di Indonesia.
  2. Persebaran keragaman budaya di Indonesia.
  3. Pembentukan kebudayaan nasional.
  4. Pelestarian dan pemanfaatan produk kebudayaan Indonesia dalam bidang ekonomi kreatif dan pariwisata.
  5. Kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan global.

G. MITIGASI BENCANA ALAM

  1. Jenis dan karakteristik bencana alam. 
  2. Siklus penanggulangan bencana.
  3. Persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia.
  4. Lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan bencana alam.
  5. Partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana alam di Indonesia.


Monday, 19 October 2020

Pemetaan Materi Pembelajaran Geografi Kelas X

Materi Pembelajaran Geografi Kelas X 

SEMESTER I

A. PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

  1. Ruang lingkup pengetahuan geografi.
  2. Objek studi dan aspek geografi.
  3. Konsep esensial  geografi dan contoh terapannya.
  4. Prinsip geografi dan contoh terapannya.
  5. Pendekatan geografi dan contoh terapannya.
  6. Keterampilan geografi.

B. PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN
  1. Dasar-dasar pemetaan, pengindraan jauh, dan sistem informasi geografis.
  2. Jenis peta dan penggunaannya.
  3. Jenis citra Pengindraan Jauh dan interpretasi citra. 
  4. Teori pengolahan data dalam Sistem Informasi Geografis (SIG).

C. BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN
  1. Teori pembentukan planet Bumi.
  2. Perkembangan kehidupan di Bumi.
  3. Dampak rotasi dan revolusi Bumi terhadap kehidupan di Bumi.

D. DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
  1. Karakteristik lapisan-lapisan Bumi.
  2. Proses tektonisme dan pengaruhnya terhadap kehidupan.
  3. Proses vulkanisme dan pengaruhnya terhadap kehidupan.
  4. Proses seisme dan pengaruhnya terhadap kehidupan.
  5. Proses tenaga eksogen dan pengaruhnya terhadap kehidupan.
  6. Pembentukan tanah dan persebaran jenis tanah. 
  7. Pemanfaatan dan konservasi tanah.
  8. Lembaga-lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan data geologi di Indonesia.

SEMESTER II

E. DINAMIKA ATMOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
  1. Karakteristik lapisan-lapisan atmosfer Bumi.
  2. Pengukuran unsur-unsur cuaca dan interpretasi data cuaca.
  3. Klasifikasi tipe iklim dan pola iklim global.
  4. Karakteristik iklim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap aktivitas manusia.
  5. Pengaruh perubahan iklim global terhadap kehidupan.
  6. Lembaga-lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan data cuaca dan iklim di Indonesia.

F. DINAMIKA HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
  1. Siklus hidrologi.
  2. Karakteristik dan dinamika perairan laut.
  3. Persebaran dan pemanfaatan biota laut.
  4. Pencemaran dan konservasi perairan laut.
  5. Potensi, sebaran, dan pemanfaatan perairan darat. 
  6. Konservasi air tanah dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
  7. Lembaga-lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan data hidrologi di Indonesia.

G. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI
  1. Mengamati fenomena geografis.
  2. Merumuskan pertanyaan penelitian geografi.
  3. Mengumpulkan serta mengolah data geografis. 
  4. Menganalisis data geografis.
  5. Membuat laporan penelitian.

kelas XI. Sem 1. Bab 2. Penyebab Penyebaran Flora dan Fauna di Bumi

 Penyebab Penyebaran Flora dan Fauna di Permukaan Bumi


Alasan mengapa flora dan fauna di berbagai wilayah memang berbeda-beda dengan tempat lainnya.



Wednesday, 14 October 2020

Kelas X. Sem. 1. Bab 2.Teori Pembentukan Tata Surya

B. Teori Pembentukan Tata Surya


Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Jupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Keempat planet terdalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars adalah planet kebumian yang terdiri atas batuan dan logam. Sementara itu, keempat planet terluar adalah planet raksasa yang jauh lebih besar dari planet kebumian. Dua planet terbesar, yaitu Jupiter dan Saturnus adalah planet raksasa gas yang sebagian bersar terdiri atas hidrogen dan helium. Dua planet lainnya, Uranus dan Neptunus, adalah planet raksasa es yang terdiri atas senyawa dengan titik leleh lebih tinggi dari hidrogen dan helium, disebut senyawa volatil seperti air, amonia, dan metana. Van Weizsaecker, G.P. Kuipper dan Subrahmanyan Chandarasekar. Menurut teori protoplanet, di sekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan yang secara evolusi berangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan protoplanet.


Baca Juga: Kelas X Teori Pembentukan Bumi

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya adalah

1. Hipotesis Nebula atau Kabut (Kant-Laplace)

Hipotesis ini pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace. Pada hipotesis ini, yang juga disebut Nebula Kant-Laplace, dinyatakan bahwa pada tahap awal, tata surya masih berupa kumpulan kabut raksasa. Kabut yang merupakan asal usul tata surya ini dan tersusun dari debu, es, dan gas dengan kandungan hidrogen tinggi kemudian mengalami penyusutan karena gaya gravitasi yang dimilikinya. Selama proses penyusutan kabut tersebut berputar sehingga akhirnya memanas dan berubah menjadi bintang raksasa. Nah, bintang raksasa itu adalah matahari.


Ukuran dari matahari raksasa tersebut terus menyusut dan berputar semakin cepat, sehingga cincin-cincin gas dan es terlempar keluar ke sekeliling matahari. Pada akhirnya, akibat adanya gaya tarik gravitasi dan penurunan temperatur, gas dan es tersebut memadat dan membentuk planet-planet. Bulan-bulan dari planet juga terbentuk dengan cara yang hampir sama.

2. Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Menurut hipotesis ini, Tata Surya terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari.


Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

3. Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun, astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell, yang mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut. Kamu gimana?



4. Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar dikemukakan pertama kali oleh Fred Hoyle pada tahun 1956. Menurut hipotesis ini, dahulunya Tata Surya adalah berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan, yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.


5. Hipotesis Protoplanet

Teori ini dikemukakan oleh Carl Van Weizsaecker, G.P. Kuipper dan Subrahmanyan Chandarasekar. Menurut teori protoplanet, di sekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan yang secara evolusi berangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan protoplanet.


Baca Juga: Kelas XI Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Kelas XI. Sem 1. Bab 2. Konservasi Flora dan Fauna Di Indonesia

Pengertian Konservasi 


Konservasi (Conservation) adalah sebuah pengawetan, perlindungan, atau penyelamatan sumber daya alam.  Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi. disebutkan bahwa konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya silakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keragaman dan nilainya. 

Berdasarkan UU No, 5 Tahun 1990 dan UU No.23 Tahun 1997, Indonesia melakukan dua metode konsevasi, yaitu metode Insitu dan metode Eksitu.

1. Metode Insitu
 
Metode insitu merupakan metode konservasi yang dilakukan secara langsung di habitat aslinya.
Artinya metode ini dilakukan tanpa harus memindahkan flora dan fauna menuju ke penangkaran.

Upaya yang dilakukan untuk melakukan sebuah konservasi menggunakan metode Insitu seperti:

a. Cagar Alam
Cagar alam merupakan kawasan yang keadaan alamnya memiliki kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistem. Terdapat beberapa kriteria suatu kawasan ditetapkan menjadi sebuah cagar alam, yaitu:
Memiliki keragaman, baik flora maupun fuana.
Memiliki kondisi alam, baik biota maupaun fisiknya masih asli dan belum tersentuh manusia (masih alami).
Contoh cagar alam di Indonesia seperti: Cagar alam Rafflesia di Bengkulu untuk melindungi bunga raflesia, cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa Barat, cagar alam Lalijiwo di Jawa Timur, cagar alam Pananjung-Pangandaran di Jawa Barat. dan masih banyak cagar alam yang lainnya.

b. Taman Nasional
Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan zonasi, serta dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan, menunjang budidaya, dan pariwisata.



Terdapat beberapa kriteria suatu kawasan disebut sebagai taman nasional yaitu:

Memiliki suatu yang khas dan bersifat unik.
Dapat dikembangkan untuk tujuan lain dalam kehidupan sehari-hari.
Memiliki kawasan yang cukup luas sehingga dapat menjamin kelagsungan ekosistem di dalamnya.
Contoh taman nasional di Indonesia yaitu: Taman nasional Ujung Kulon di Banten, taman nasional Komodo, taman nasional Bromo Tengger, dan lain-lain.

c. Hutan Lindung
Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat untuk melindungi keragaman flora dan fauna yang memiliki fungsi sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat.

Contoh hutan lindung di Indonesia yaitu hutan lindung Taman Raya Bung Hatta dan hutan lindung Sungai Wain.

d. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang ditetapkan untuk melindungi satwa tertentu dan habitatnya.

Kriteria sebuah kawasan dijadikan sebagai suaka margasatwa yaitu:

Satwa bisa hidup dan berkembang biak secara alami.
Merupakan habitat dari suatu jenis satwa yang langka, atauhampir punah.
Memiliki kawasan yang luas, sehingga bisa menjadi habitat bagi satwa tersebut.
Contoh suaka margasatwa di Indonesia yaitu suaka marga satwa Gunung Leuser di Aceh, suaka margasatwa Baluran di Bali, suaka margasatwa Pulau Mojo di Sulawesi, dan masih banyak yang lainnya.


2. Metode Eksitu
Metode eksitu adalah sebuah upaya konservasi flora dan fauna yang dilakukan diluar habitat aslinya. Metode ini digunakan ketika habitat asli dari flora dan fauna tersebut mengalami kerusakan yang parah.

Sebuah konservasi dengan menggunakan metode eksitu harus benar-benar memperhatikan berbagai macam aspek, seperti kemiripan dengan habitat aslinya, luas wilayah, dan lingkungannya.
 
Berikut adalah jenis-jenis upaya konservasi dengan menggunkakan metode eksitu.

a. Taman Safari
Taman safari adalah salah satu upaya menjaga keanekaragaman hayati, dengan cara membuatkan suatu tempat baru yang lingkungannya dibuat semirip mungkin dengan habitat asal dari flora dan fauna tersebut.


Contohnya yaitu Taman Safari Indonesia.

b. Taman Hutan Raya
Taman hutan raya merupakan kawasan konservasi hutan yang digunakan untuk mengkoleksi flora dan fauna asli atau bersal dari tempat lain.

Taman hutan raya juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan sebuah penelitian dan kegiatan pendidikan.

Contoh taman hutan raya yaitu Taman Hutan Raya Bukit Barisan.

c. Kebun Binatang
kebun binatang merupakan suatu kawasan untuk tetap menjaga kelestarian flora dan fauna, dengan cara membuatkan suatu kandang yang sesuai dengan lingkungannya dan dibuat secara terpisah.

Ada banyak sekali kebun binatang di Indonesia, contohnya kebun binatang Ragunan, kebun binatang Gembiraloka dan lain-lain.


Baca juga: Kelas XII Wilayah dan Perwilayahan



Soal Kelas XII

Soal Kelas XII

Soal Kelas XI

Soal Kelas XI

Wednesday, 7 October 2020

Kelas XII. Sem 1. Bab 1. Wilayah dan Perwilayahan

Wilayah dan Perwilayahan


A. Pengertian Wilayah (Region)

Menurut Taylor, wilayah adalah bagian dari permukaan bumi yang berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat yang berbeda dari lainnya.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, wilayah adalah ruang yan merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkaan administratif dan/ aspek fungsional.

Dapat disimpulkan, wilayah adalah area di permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu yang bersifat khas dan membedakan wilayah tersebut dengan wilayah lainnya. Misalnya, wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda dengan perdesaan.

B. Pembagian Wilayah

1. Wilayah Formal (Uniform Region)

Wilayah yang dicirikan berdasarkan keseragaman atau homogenitas tertentu. Misalnya berdasarkan kriteria fisik atau alam maupun kriteria sosial budaya.

Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada kesamaan topografi, jenis batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya wilayah pegunungan kapur (karst), wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi mangrove.

Wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya misalnya wilayah suku Banjar, wilayah industri tekstil, dan wilayah pertanian sawah basah.

2. Wilayah Fungsional (Nodal Region)

Wilayah yang dicirikan dengan kegiatan yang saling berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional. Misalnya wilayah Jabodetabek secara fisik memang berbeda (heterogen), namun secara fungsional saling berhubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup di setiap wilayah.




C. Perwilayahan

Perwilayahan (regionalisasi) adalah suatu proses penggolongan wilayah berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi atau penggolongan wilayah dapat dilakukan secara formal maupun fungsional. Dalam perencanaan pembangunan, pemerintah harus memahami kondisi suatu wilayah karena setiap wilayah memiliki kondisi yang berbeda-beda.

Penggolongan wilayah secara garis besar terbagi atas:

  • Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik); berdasarkan ketampakan alami, seperti wilayah pertanian dan kehutanan.
  • Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal); berdasarkan pada satu ketampakan, seperti wilayah berdasarkan iklim, hewan, atau iklim saja.
  • Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya); didasarkan pada ketampakan jenis atau tema tertentu. Misalnya di wilayah hutan hujan tropis yang ditonjolkan hanyalah flora tertentu seperti anggrek.
  • Specific Region (Wilayah Spesifik atau Khusus); dicirikan kondisi grafis yang khas dalam hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, dan kependudukan secara umum. Misalnya wilayah Asia Tenggara, Eropa Timur, dsb.
  • Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor); berdasarkan metoda statistik-deskriptif atau dengan metoda statistik-analitik. Penentuan wilayah berdasarkan analisis faktor terutama bertujuan untuk hal-hal yang bersifat produktif, seperti penentuan wilayah untuk tanaman jagung dan kentang.



D. Manfaat Perwilayahan (Regionalisasi)

  • Mengurutkan dan menyederhanakan informasi mengenai keanekaragaman dan gejala atau fenomena di permukaan bumi.
  • Untuk meratakan pembangunan di semua wilayah sehingga dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah.
  • Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada tiap daerah.
  • Memantau perubahan-perubahan yang terjadi, baik gejala alam maupun manusia.

Kelas XI. Sem 1. Bab 2. Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia







Secara umum, persebaran flora dan fauna di Indonesia dipengaruh oleh letak geografisnya. Berdasarkan wilayah dan karakteristik flora dan faunanya, kita dapat membagi Indonesia menjadi tiga, yaitu Indonesia Barat, Tengah, dan Timur. 

Ketiga bagian ini dipisahkan oleh garis Wallace dan garis Weber: garis Wallace memisahkan Indonesia bagian barat dan tengah, sedangkan garis Weber memisahkan Indonesia tengah dan timur.



1. Indonesia Bagian Barat (Asiatis)

Flora dan fauna yang terdapat di wilayah Indonesia bagian barat disebut juga sebagai tipe Asiatis. Wilayah barat meliputi Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Hal ini disebabkan karena tumbuhan dan satwanya hampir sama dengan yang ditemukan di benua Asia pada umumnya.

Untuk flora, jenis-jenis yang ditemukan di wilayah barat ini sifatnya heterogen, seperti tanaman lumut, paku, jamur, meranti, mahoni, dan damar. Hal ini dikarenakan iklim hujan tropis dengan curah hujan yang tinggi.

Jenis hutan yang terdapat di bagian barat termasuk hutan hujan tropis, hutan musim, hutan sabana tropis, dan hutan bakau di pesisir pantai. Salah satu flora endemik Indonesia yang berada di wilayah barat adalah bunga bangkai Bengkulu atau Raflesia Arnoldi.

Untuk fauna, jenis-jenis yang ditemukan di sini di antaranya adalah reptil, mamalia, burung, dan ikan. Ada banyak fauna endemik Indonesia yang terdapat di bagian barat, seperti badak bercula satu, tapir, harimau Sumatera, orangutan, dan pesut Mahakam.

Baca Juga: Materi kelas XII. Wilayah dan Perwilayahan

2. Indonesia Bagian Tengah (Peralihan)

Flora dan fauna yang ditemukan di bagian tengah Indonesia disebut sebagai tipe peralihan. Wilayah Indonesia yang termasuk ke bagian tengah adalah Pulau Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.

Iklim Indonesia bagian tengah memiliki kelembaban udara dan curah hujan yang rendah. Karena itu, flora yang ditemukan di wilayah ini didominasi oleh rempah-rempah seperti pala, cengkeh, cendana, eboni, dan anggrek.



Di sisi fauna, banyak pula terdapat hewan endemik Indonesia yang menempati Indonesia bagian tengah, di antaranya adalah komodo, anoa, babi rusa, dan burung maleo.

3. Indonesia Bagian Timur (Australis)

Wilayah Indonesia yang meliputi Pulau Papua, Maluku, dan sekitarnya termasuk ke dalam bagian timur dan disebut juga sebagai tipe Australis. Hal ini disebabkan oleh karakteristik flora dan faunanya yang menyerupai flora dan fauna di benua Australia.

Bagian timur didominasi oleh hutan hujan tropis dan hutan pegunungan. Flora yang dapat ditemukan di antaranya adalah pohon sagu dan nipah. Ada pula pohon rasamala, tanaman eucalyptus, dan matoa.

Sementara itu, fauna endemik yang terdapat di Indonesia bagian timur di antaranya adalah burung cenderawasih, kasuari, nuri sayap hitam, dan kangguru pohon.





Monday, 5 October 2020

Kelas X. Sem 1. Bab 2. Proses Pembentukan Bumi

A. Teori Pembentukan Bumi

Tata Surya dan Bumi memiliki awal mula pembentukannya. Karena hal tersebut tidak dapat diamati atau diuji lewat eksperimen, para ilmuwan mengemukakan teori mengenai pembentukan Bumi. Saat ini, ada beberapa teori pembentukan Bumi yang umum dikenal.Yaitu...




1. Teori Kontraksi

Teori kontraksi (Contraction Theory/Theory of a Shrinking Earth) dikemukakan oleh James Dana di AS tahun 1847 dan Elie de Baumant di Eropa tahun 1852. Mereka berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan- Dengerutan itu mengakibatkan bumi manjadi tidak rata. Keadaan itu dianggap sama seperti buah apel, yaitu jika bagian dalamnya mengering kulitnya akan mengerut.

Teori yang dikemukakan oleh kedua ahli itu mendapat banyak kritikan. Kritikan itu antara lain menyatakan bahwa bumi tidak akan mengalami penurunan suhu yang sangat irastis sehingga mengakibatkan terbentuknya oegunungan tinggi dan lembah-lembah di permukaan bumi. Di dalam bumi juga terdapat banyak unsur radioaktif yang selalu memancarkan panasnya sehingga ada tambahan nanas bumi. Selain itu, reaksi-reaksi kimia antarmineral di dalam bumi dan pergeseran- pergeseran kerak bumi akan menimbulkan panas.


2.  Teori Laurasia-Gondwana

Eduard Zuess dalam bukunya The Face of the Earth (1884) dan Frank B. Taylor (1910) mengemukakan teorinya bahwa pada mulanya terdapat dua benua di kedua kutub bumi. Benua-benua tersebut diberi nama Laurentia (Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua itu kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua seperti sekarang.

Amerika Selatan, Afrika, dan Australia dahulu menyatu dalam Gondwanaland, sedangkan benua- benua lainnya menyatu dalam Laurasia. Teori Laurasia-Gondwana diyakini oleh banyak ahli karena bentuk pecahan-pecahan benua tersebut apabila digabungkan dapat tersambung dengan tepat. Namun, penyebab pecahnya benua-benua tersebut belum dapat ditemukan.

Baca juga: Materi Kelas XI  Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia

3. Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)

Teori apungan benua dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener tahun 1912 dalam bukunya The Origin of the Continent’s and Oceans. Wegener mengemukakan teori tentang perkembangan bentuk permukaan bumi berhubungan dengan pergeseran benua. Menurut Wegener, di permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut Pangea (dalam bahasa Yunani berarti keseluruhan bumi), serta sebuah samudra bernama Panthalasa. Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang.

Teori apungan benua diperkuat dengan adanya kesamaan garis pantai antara Amerika Selatan dan Afrika, serta kesamaan lapisan batuan dan fosil-fosil pada lapisan di kedua daerah tersebut.

Gerakan tersebut menurut Wegener disebabkan oleh adanya rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal sehingga gerakan cenderung ke arah ekuator, sedangkan adanya gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan menghasilkan gerak ke arah barat. Gerakan ke arah barat tersebut terjadi seperti halnya pada saat terjadinya gelombang pasang, yaitu akibat revolusi bulan yang bergerak dari arah barat ke timur. Akan tetapi, sekitar tahun 1960-an muncul kritik terhadap teori itu yang mempertanyakan kemungkinan massa benua yang sangat besar dan berat dapat bergeser di atas lautan yang keras.


4. Teori konveksi

Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.

Salah seorang pengikut teori konveksi adalah Harry H. Hess dari Princenton University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin, Hess mengemukakan pendapatnya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.


5. Teori Pergeseran Dasar Laut

Robert Diesz, seorang Ahli Geologi dasar laut Amerika Serikat mengembangkan teori konveksi yang dikemukakan Hess. Penelitian topografi dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung dasar laut ke kedua sisinya.

Penyelidikan umur sedimen dasar laut Tiendukung teori tersebut, yaitu makin jauh dari punggung dasar laut umurnya makin tua. Hal itu rerarti ada gerakan yang arahnya dari punggung dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut adalah cost Pacific Rise, Mid Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.

6. Teori Lempeng Tektonik

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Me Kenzie dan Robert Parker. Kedua ahli itu menyampaikan teori yang menyempurnakan teori-teori sebelumnya, seperti pergeseran benua, pergeseran dasar laut, dan teori konveksi sebagai satu kesatuan konsep yang sangat berharga dan diterima oleh para ahli geologi.

Kerak bumi dan litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam dan bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tersebut merupakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung laut dan pulau vulkanis.

Teori Lempeng Tektonik

Pada saat ini di permukaan bumi terdapat enam lempeng utama.

 Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.

Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan, dan setengah bagian barat Lautan Adantik.

Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik, dan bagian barat Lautan Hindia.

Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik.

Lempeng India-Australia, wilayahnya meliputi lempeng Lautan Hindia serta subkontinen India di- Australia bagian barat.

Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.

Pergerakan lempeng tektonik dapat menimbulkan bentukan-bentukan di permukaan bumi yang berbeda-beda. Keragaman bentukan tersebut dipengaruhi oleh arah dan kekuatan gerak lempeng. Ada 3 kemungkinan kekutan pergerakan 2 lempeng, yaitu sama-sama kuat, sama-sama lemah, dan yang satu kuat, sedangkan yang lain lemah.

Batas lempeng-lempeng tektonik ditandai oleh adanya bentukan-bentukan alam akibat aktivitas lempeng itu sendiri. Batas lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu batas konvergen, batas divergen, dan batas sesar mendatar.

UHB X. Sem 1. Bab Hakekat Geografi

br />
Waktu Pengerjaan: 90:00 menit!