Kurikulum Merdeka
email: datawidiyanto@gmail.com IG: widiyanto_new
catatan 1.
catatan 2.
catatan 3.
catatan 4.
catatan 5.
SMA Negeri 1 Bantarkawung adalah sekolah menengah yang terletak di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sekolah ini memiliki komitmen kuat terhadap pembentukan budaya positif di lingkungan sekolah demi meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran yang berkualitas. Dalam dokumen ini, kita akan mengeksplorasi implementasi budaya positif di sekolah dan manfaatnya bagi siswa dan guru.
Berakhlak Mulia, Terampil, Unggul dalam Prestasi,
Berwawasan Global, Peduli pada Pelestarian , Pencegahan
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup.
Indikator Visi SMA Negeri 1 Bantarkawung:
1. Semua peserta didik telah
mencapai batas ketuntasan pada semua aspek (Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan)
2. Rasio lulusan yang masuk ke
Perguruan Tinggi dibanding yang tidak meneruskan mengalami peningkatan
3. Rasio lulusan yang mempunyai
keterampilan/kecakapan hidup yang diterima oleh dunia kerja dibanding yang
menganggur mengalami peningkatan
4. Persentase siswa yang
berprestasi dan memenangi kejuaraan mengalami peningkatan
5. Persentase siswa yang
melakukan pelanggaran tata tertib dan pelanggaran moral mengalami penurunan
6. Persentase warga sekolah yang
memiliki budaya membaca, menulis, dan meneliti mengalami peningkatan.
7. Pengoptimalan seluruh
komponen sekolah baik dalam bidang akademis maupun non akademis sehingga bersaing
secara global
8. Kepedulian warga sekolah
dalam melestarikan lingkungan yang asri dengan penghijauan mengalami
peningkatan
9. Upaya warga sekolah dalam
mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan mengalami
peningkatan
10. Kepedulian warga sekolah
terhadap lingkungan melalui pengolahan sampah mengalami peningkatan.
Budaya positif adalah semangat kolektif dari sebuah komunitas untuk membuat lingkungan yang sehat, harmonis, dan optimistis dengan prinsip kejujuran, toleransi, percaya diri, dan saling menghargai.
Budaya positif merujuk pada sikap dan perilaku yang mempromosikan hubungan yang sehat dan pertumbuhan secara sosial dan emosional. Penting bagi sekolah untuk memiliki budaya positif karena menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan nyaman bagi siswa dan staf.
Program bimbingan konseling aktif untuk membantu siswa menangani masalah emosional dan akademik mereka.
Sosialisasi dilakukan untuk membantu Guru dan staf sekolah memahami pentingnya budaya positif dan bagaimana cara menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari.
Kebijakan tertulis tentang budaya positif yang diterapkan secara konsisten untuk memastikan semua siswa dan staf mendapatkan manfaatnya.
Contoh Budaya Positif di Sekolah yang Bisa Diterapkan
1. Melaksanakan Tata Tertib Sekolah
Di setiap sekolah pastinya ada tata tertib yang harus dipatuhi oleh setiap siswa. Tata tertib berfungsi sebagai pembatas antara yang boleh dan tidak boleh dan antara yang baik dan tidak baik bagi warga sekolah.
Sekolah membuat tata tertib untuk disepakati dan dijalankan bersama. dengan melaksanakan dan menaati tata tertib maka situasi di sekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu yang lama. Program sekolah juga jadi berjalan sesuai dengan aturan main. Kebiasaan positif ini harus terus berkembang hingga menjadi karakter.
2. Cinta Kebersihan dan Lingkungan
Penanaman rasa cinta kebersihan adalah budaya positif yang harus dimiliki setiap siswa. Di sini, cinta kebersihan artinya menjaga kebersihan terhadap diri sendiri dan juga terhadap lingkungan sekolah.
Kebersihan terhadap diri sendiri bertujuan untuk membentuk pribadi siswa yang sehat dan jiwa yang kuat. Siswa juga akan dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik setiap harinya.
Untuk rasa cinta kebersihan terhadap lingkungan sekolah, siswa dapat membuat jadwal piket membersihkan kelas dan halaman sekolah supaya bersih. Dengan lingkungan sekolah yang bersih, maka akan tercipta udara segar dan belajar jadi nyaman.
3. Kejujuran
Karakter kejujuran juga sangat penting untuk ditanamkan di lingkungan sekolah, bukan hanya untuk siswa, tetapi guru juga sebagai tenaga pengajar. Kejujuran adalah investasi yang berharga terciptanya komunikasi dan hubungan yang sehat antar manusia.
Dampak positif dari menjadi manusia yang jujur ada untuk berbagai sisi kehidupan. Apalagi di masa sekarang di mana kejujuran mahal harganya. Karakter ini harus sudah dibangun dan ditanamkan sejak usia dini. Menjadi orang yang dipercaya orang lain adalah hal yang sangat indah untuk dimiliki seseorang.
4. Religius
Dengan menanamkan karakter religius sejak usia dini, maka akan jadi langkah awal menumbuhkan sikap dan perilaku keberagamaan pada siswa. Upaya penanaman nilai religius harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Misalnya di tahap masa kanak-kanak, mereka ada di tahapan meniru dari yang dilihat dan didengar.
Yang bisa dilakukan oleh sekolah adalah dengan membiasakan berdoa sebelum memulai kegiatan dan selalu bersyukur kepada Tuhan YME. Peran guru sangatlah penting di sini untuk jadi teladan, pengingat, dan sebagai contoh untuk melaksanakan kegiatan bersifat religius.
5. Kepedulian
Sikap peduli adalah tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan bantuan. Kepedulian siswa dapat ditanamkan di sekolah melalui berbagai cara, misalnya dengan menjenguk dan mengumpulkan uang dari teman-teman saat ada teman sekelas atau guru yang sakit. Dengan memiliki kepedulian dalam diri siswa sejak dini, maka mereka akan disenangi oleh banyak teman dan jadi terbiasa untuk saling tolong menolong.
6. Sifat Toleransi
Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya. Karena itulah sangat penting untuk memiliki sifat toleransi antar sesama. Di sekolah pastinya berkumpul siswa dan guru dari berbagai agama dan suku. Contoh hal yang bisa dilakukan untuk menyongsong sifat toleran adalah dengan tidak memaksakan pendapat sendiri kepada orang lain dan saling menghargai perbedaan dengan sesama.
7. Sikap Nasionalis
Sikap nasionalis atau cinta tanah air dapat diimplementasikan dengan cara berpikir dan bertindak untuk menaruh kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Karakter ini dapat ditanamkan dengan pelaksanaan upacara bendera dan menghormati tokoh bangsa. Sikap ini akan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa.
Untuk Siswa | Untuk Guru |
Meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri. | Meningkatkan keterlibatan akademik siswa. |
Memperkuat hubungan sosial dan emosional dengan teman, guru, dan keluarga. | Menciptakan lingkungan kerja yang positif dan menyenangkan. |
Memberikan keterampilan sosial dan emosional yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. | Menghilangkan stres dan penat dengan suasana positif. |
“Perubahan tidak terjadi secara instan. Perlu waktu, kesabaran, dan kerja keras untuk menerapkan dan mempertahankan perubahan.”
Mengubah budaya sekolah tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Ada tantangan tertentu yang perlu dihadapi seperti resistansi terhadap perubahan, keterbatasan sumber daya, dan tantangan dalam mengevaluasi keberhasilan program.
Budaya positif di SMA Negeri 1 Bantarkawung merupakan kebijakan yang sangat dihargai dan harus diterapkan secara terus-menerus. Kegiatan-kegiatan berbasis budaya positif telah terbukti memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan staf sekolah.
Kelas X Sumatif Tengah Semester Gasal Tahun 2022/2023 Bab 1 dan 2
Waktu Pelaksanaan:
Hari/Tanggal : September 2022
Waktu : (90 menit)
Silahkan cilck Link berikut ini
https://bit.ly/KelasXSTSGasalBAB122022
Penelitian Geografi
Menurut Epon Ningrum dalam diktat yang berjudul Metode Penelitian Geografi (2008), penelitian geografi merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk memecahkan permasalahan dalam lingkup geografi. Obyek yang diteliti dalam penelitian geografi haruslah berkaitan dengan geografi. Penelitian ini menjadikan ruang di sebuah region (bagian wilayah yang luas) menjadi obyek penelitiannya.
Tujuan utama diadakannya penelitian geografi ialah untuk mencari data atau permasalahan di lapangan dan berusaha memecahkan permasalahan tersebut dari sudut pandang geografi.
Penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk mencari kebenaran atau memecahkan masalah seputar fenomena geografi. Fenomena geografi yang dimaksud adalah fenomena geosfer, yaitu meliputi atmosfer (lapisan udara), biosfer (makhluk hidup), hidrosfer (lapisan air), litosfer (lapisan kulit bumi), dan antroposfer (manusia dan lingkungannya).
Ragam jenis-jenis penelitian geografi sebenarnya tidak jauh berbeda dari riset di bidang ilmu lainnya. Namun, ada ciri khas penelitian geografi yang membedakan bidang ini dengan disiplin lainnya. Ciri khas itu berkaitan dengan implementasi pendekatan keruangan, ekologi, serta kompleks wilayah di penelitian geografi. Tiga pendekatan itu menunjukkan bahwa kajian geografi tidak hanya menyangkut aspek fisik (fenomena alam), tetapi juga sosial (manusia).
Penelitian geografi bisa diklasifikasikan jadi sejumlah jenis, berdasarkan tujuan, bentuk, dan metode penelitian.
a.. Jenis Penelitian Geografi Berdasarkan Metode Penelitian
b. Jenis Penelitian Geografi Berdasarkan Tujuannya
c. Jenis Penelitian Geografi Berdasarkan Bentuknya
Sifat-Sifat Penelitian Geografi
Dalam melakukan penelitian geografi harus memahami sifat-sifatnya. Berikut ini sifat-sifat penelitian geografi:
a. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai landasan dan dilakukan secara sistematis.
b. Penelitian diawali dengan penemuan masalah geosfer.
c. Menganalisis lebih mendalam terhadap suatu kajian geosfer.
d. Menguji hasil penelitian yang telah dilakukan agar hasilnya lebih akurat.
e. Tujuan penelitian geografi adalah memecahkan suatu permasalahan
Penelitian geografi mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Menerapkan hasil penelitian geografi untuk kepentingan pemecahan masalah sosial, khususnya di wilayah penelitian, dan di seluruh wilayah yang mengalami masalah yang sama.
2. Menerapkan hasil penelitian geografi bagi kepentingan hidup manusia masa kini dan masa yang akan datang.
3. Menyumbangkan hasil penelitian geografi bagi perencanaan dan pengembangan daerah, serta bagi kepentingan perencanaan dan pengembangan kehidupan.
4. Melakukan evaluasi pembangunan yang telah atau sedang berlangsung
5. Menguji kebenaran hipotesis yang di ajukan terhadap masalah yang diteliti.
6. Menyumbangkan konsep, teori, atau prinsip baru yang ditemukan pada penelitian bagi kepentingan pengambangan ilmu geografi.
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian Geografi
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali fenomena alam yang terjadi baik gempa bumi, hujan, banjir, maupun gerhana. Saat ini, kita memiliki pengetahuan yang cukup untuk bisa menjelaskan dan memahami proses terjadinya fenomena tersebut. Hal ini dikarenakan adanya suatu penelitian geografi, sehingga bisa memecahkan masalah yang terkait dengan fenomena geografis tersebut.
Salah satu bagian penting dalam penelitian geografi ini adalah pengumpulan data. Tanpa adanya data, maka analisa penelitian tidak dapat dilakukan. Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta, angka, huruf, gambar, grafik, table, lambing, onjek, kondisi, dan situasi yang dapat dijadikan sebagai dasar kajian. Data merupakan bahan baku informasi dalam penelitian geografi.
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian geografi terdapat sedikitnya 5 teknik pengumpulan data yaitu observaasi lapangan, penginderaan jauh, wawancara, survei, dan studi dokumenter.
Penginderaan Jauh
Dalam teknik ini, data diperoleh menggunakan alat yang disebut sensor yang dipasang pada wahana di udara atau diangkasa luar tanpa kontak langsung dengan objek yang diamati. Jenis wahana yang dapat digunakan dalam teknik pengambilan data ini antara lain balon udara, pesawat terbang, satelit, maupun drone.
Observasi Lapangan
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat langsung fenomena dan masalah geografis yang ingin dikaji. Teknik observasi ini paling banyak digunakan untuk penelitian geografi, karena bertujuan untuk memperoleh data konkret secara langsung dari lapangan.
Berdasarkan pelaksanaannya, observasi lapangan ini dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu observasi partisipasi atau peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatan pengamatan dilapangan, dan observasi nonpartisipasi atau peneliti tidak melibatkan diri. Sedangkan pengolahan data nya juga dibagi di bagi 2 menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.
Wawancara
Teknik pengumpulan data kali ini diperoleh dengan melakukan komunikasi langsung antara peneliti dan narasumber. Komunikasi berlangsung dalam bentuk Tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan responden atau narasumber.
Survei
Melalui teknik ini, data diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis untuk diisi atau dijawab responden. teknik ini bertujuan untuk mengetahui pendapat, pengalaman, dan sikap manusia terhadap fenomena geografi yang terjadi.
Instrument yang digunakan dalam survei adalah angket atau kuisoner. Berdasarkan model pertanyaaannya, angket dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu angket dengan pertanyaan tertutup, dengan pertanyaan terbuka, semiterbuka, dan kombinasi terbuka dan tertutup.
Studi Dokumenter
Melalui teknik ini, data diperoleh dengan menggunakan sumber dokumen tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Studi dokumen bertujuan untuk mendapatkan kelengkapan data dari hasil penelitian terdahulu atau untuk mengkaji dari konsep maupun teori yang berlaku dan berkembang saat ini.
Jenis Data Penelitian Geografi
Sebelum dilakukan penelitian, Anda harus mengetahui data seperti apa yang Anda cari.
1. Berdasarkan Sumber
Berdasarkan cara memperolehnya atau sumbernya, data dibedakan menjadi data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari orang pertama dan diolah oleh organisasi atau perorangan. Data primer ini diperoleh langsung dari reponden atau objek yang diteliti, serta ada hubungannya dengan yang diteliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang sebelumnya telah mengumpulkan data dan mengolahnya secara umum.
2. Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, maka data dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa deskripsi, ungkapan, atau makna-makna tertentu yang harus diungkap peneliti. Data kualitatif berfungsi untuk menjelaskan secara deskriptif suatu permasalahan.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka yang hasilnya bisa diolah dan dianalisis. Selain itu, data kuantitatif juga bisa berasal dari data kualitatif yang ditransformasikan menjadi angka lewat kode-kode sesuai jenjangnya.
PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007).
Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).
Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar,2007).
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).
Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness sampel (sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:
1. Variabilitas populasi
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneiti harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya.
2. Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag representativeness sampel.
3. Teknik penentuan sampel
Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi pula tingkat representativeness sampel.
4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi tingkt representativeness sampel.
1. Lokasi
Lokasi atau disebut juga sebagai letak adalah suatu tempat dimana adanya kaitan dengan suatu objek yang ada di muka bumi. Untuk itu, jika berbicara secara umum konsep lokasi dapat dibagi dua yaitu absolut dan juga lokasi relatif.
Lokasi Absolut – Lokasi absolut adalah sebuah letak pada suatu daerah yang dilihat dari garis bujur dan juga garis lintang.
Lokasi Relatif – Untuk lokasi relatif adalah suatu tempat ataupun letak yang dapat dilihat dari daerah lainnya yang memang berada pada sekitarnya.
2. Jarak
Jarak juga dapat dikatakan termasuk ke dalam salah satu konsep dasar mengenai geografi. Dimana di dalam kehidupan jarak ini memiliki arti yang memang sangat penting sekali. Oleh karena itu, jika dilihat secara umum, konsep jarak ini dibagi dua yaitu seperti jarak mutlak dan jarak relatif.
Jarak Mutlak – Jarak mutlak atau disebut juga dengan jarak absolut merupakan jarak geometrik yang memang dinyatakan sebagai satuan panjang meter (m) ataupun kilometer (km). Konsep pada jarak ini memiliki sifat yang tetap dan tidak dapat di ubah-ubah.
3. Keterjangkauan
Berikutnya yaitu keterjangkauan. Dimana maksudnya disini adalah kemudahan akses jarak tempuh untuk menuju suatu titik. Jika diartikan dengan kata lain adalah dimana jarak tersebut mampu dicapai dengan sangat maksimal pada satu wilayah ke wilayah yang lainnya.
4. Pola
Geografi ini tentu memiliki pola atau disebut juga sebagai pattern. Dimana pola ini adalah sebuah bentuk, struktur dan juga persebaran kejadian ataupun fenomena yang ada di permukaan bumi, baik itu mengenai gejala alam ataupun gejala sosial.
5. Geomorfologi
Geomorfologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari mengenai bentuk permukaan bumi. Pada ilmu geografi memang tidak pernah lepas dari yang namanya bentuk-bentuk permukaan bumi yaitu seperti dataran, pegunungan, lembah hingga bukit sehingga hal ini dapat menyebabkan permukaan bumi tersebut menjadi sebuah objek studi pada ilmu geografi.
6. Aglomerasi
Aglomerasi memiliki pengertian yaitu dimana kecenderungan pengelompokan terhadap suatu gejala yang terkait langsung dengan aktivitas manusia di bumi ini. pengelompokkan seperti ini memang dilakukan sebagai salah satu objek studi pada geografi.
7. Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan ini dapat dinyatakan ada kaitannya dengan konsep geografi. Dimana nilai kegunaan ini yaitu merupakan manfaat yang memang diberikan pada suatu wilayah yang ada di muka bumi khususnya pada makhluk hidup dan tidak akan pernah sama pada semua orang.
Tidak hanya itu saja, manfaat yang dihasilkan tentu bersifat sangat reaktif sehingga memiliki potensi sebagai penunjang perkembangan pada suatu wilayah.
8. Interaksi atau Interdependensi
Interaksi atau interdependensi adalah hubungan yang terjadi yang memang dapat saling mempengaruhi pada suatu gejala dengan gejala yang lainnya. Jika melihat definisi lainnya yaitu dimana mencakup keterkaitan ataupun ketergantungan pada suatu daerah dengan daerah yang lainnya sehingga dapat saling memenuhi untuk kebutuhannya.
9. Diferensiasi Areal
Diferensiasi areal adalah sebuah fenomena yang berbeda yang berada di satu tempat dengan tempat yang lainnya. Diferensiasi areal ini juga membandingkan pada dua wilayah untuk dapat menunjukkan adanya sebuah perbedaan yang terjadi antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya, karena untuk setiap wilayah tentu akan memiliki karakteristik tersendiri ataupun unik.
10. Keterkaitan Ruang
Keterkaitan ruang adalah sebuah hubungan yang berhubungan langsung antara suatu fenomena dengan fenomena yang lainnya sehingga merupakan sebuah keterkaitan keruangan. Hal seperti ini dapat mendorong terjadinya sebab dan akibat yang terjadi antar wilayah.
1. Prinsip Distribusi ataupun Penyebaran
Prinsip yang pertama adalah prinsip distribusi atau penyebaran yang merupakan dan termasuk kedalam salah satu prinsip geografi yang paling utama. Fungsi dari prinsip distribusi atau penyebaran ini biasanya digunakan untuk menelaah fenomena ataupun gejala pada geografi yang memang tersebar pada permukaan bumi secara tidak merata dan secara tidak sama.
Untuk prinsip yang pertama ini memang melelah tentang fenomena geografi, dimana fenomena tersebut dapat diteliti yaitu seperti tumbuhan, hewan, manusia hingga bentang alam. Tujuan lain yang digunakan pada prinsip penyebaran ini adalah dapat mengungkapkan hubungan yang terjadi pada satu fenomena dengan fenomena yang lainnya yang dilakukan secara menyeluruh.
2. Prinsip Interelasi atau Keterkaitan
Selanjutnya yaitu prinsip interelasi atau keterkaitan. Dimana fungsi pada prinsip ini dapat digunakan untuk menelaah sebuah hubungan yang memang saling terkait dengan gejala yang ada mengenai satu dengan gejala geografi yang lainnya pada suatu ruang.
Tujuan dari prinsip ini yaitu dapat berfungsi untuk menguraikan sebuah hubungan yang ada pada ruangan tersebut mengenai gejala antara satu dengan gejala yang lainnya. Untuk itu adanya hubungan yang memang saling terkait antara manusia dan alam tentu akan membutuhkan prinsip keterkaitan ini atau dapat dikatakan sebagai sebab akibat.
Prinsip interelasi ini akan dapat terjadi mengenai antara manusia dengan manusia, alam dengan manusia hingga alam dengan alam.
3. Prinsip Deskripsi atau Penggambaran
Fungsi pada prinsip ini dapat digunakan untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai lebih jauh tentang gejala-gejala yang memang terjadi di muka bumi ini sehingga dapat diamati. Pada prinsip deskripsi ini memberikan sebuah penjelasan yang lebih dalam mengenai bagaimana karakteristik tentang gejala-gejala geografi secara spesifik.
4. Prinsip Korologi atau Gabungan
Tujuan dari prinsip korologi atau gabungan ini adalah menelaah mengenai gejala, fakta hingga permasalahan yang ada pada suatu tempat yang akan ditinjau dari persebarannya, interaksi, interelasi hingga integrasinya pada ruang tertentu.
Jika berbicara masalah aspek geografi tentu aspek geografi ini memiliki 2 macam aspek yang dapat Anda lihat seperti dibawah ini.
1. Aspek Fisik
Aspek fisik adalah sebuah aspek yang mengkaji langsung mengenai segala fenomena geosfer yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup pada manusia.
2. Aspek Sosial
Aspek sosial adalah aspek yang membahas suatu fenomena yang terjadi pada geosfer yang memang masih berhubungan langsung dengan kegiatan manusia.
Ada tiga pendekatan geografi yang perlu anda ketahui sebagai berikut:
1. Pendekatan Spasial atau Keruangan
Pendekatan spasial atau keruangan ini merupakan sebuah pendekatan yang sangat khas yang ada di dalam geografi. Dimana pendekatan yang pertama ini memiliki studi mengenai keragaman ruang pada muka bumi serta menelaah masing-masing mengenai aspek keruangannya.
2. Pendekatan Ekologi atau Lingkungan
Pada pendekatan ekologi ini didasarkan pada sebuah prinsip mengenai ilmu biologi yang merupakan interelasi yang dapat menonjol mengenai makhluk hidup dengan lingkungannya. Tujuan yang dilakukan mengenai pendekatan ini adalah agar dapat mengkaji fenomena geosfer serta dapat memperhatikan interaksi antara organisme dengan lingkunganya.
3. Pendekatan Regional atau Kompleks Wilayah
Pendekatan regional atau disebut juga dengan kompleks wilayah dapat dilakukan dengan cara membandingkan berbagai kawasan yang ada di muka bumi serta memperhatikan aspek keruangan dan juga lingkungan dengan cara komprehensif.